TEKNIS BUDIDAYA TOMAT ORGANIK
Berbudidaya tomat organic sekarang banyak diminati mengapa? Karena
selain membuahkan hasil dari kandungan buah tomat sendiri yang memiliki gizi
yang cukup bagus hasil dari budidaya tomat organic tersebut bebas dari bahan
kimia karena tahu sendiri bila kita terlalu banyak mengkomsumsi buah yang masih
mengandung kimia tentunya tidak baik bagi kesehatan untuk itu mari kita galakan
berbudidaya secara organic.
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi
produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara
lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak
berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis
budidaya petani.
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam
peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara
Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan
bebas.
A. FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh
- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit
mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi
dapat menghambat persarian.
- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang
pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik
melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang
mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman
2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum,
kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela
untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu
3. Penyiapan Lahan
- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak
ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah
dengan air selama dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2
dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda
dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan
kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl
per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg
/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
- Siramkan pupuk POC
NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2
botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1
sendok peres makan SUPER NASA untuk
menyiram + 10 meter bedengan
- Sebarkan Natural
GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di
atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm
di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm
4. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah
semai) pindahkan ke lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram
dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)
B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan
pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO
(1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang
atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu
dalam polibag
- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik,
tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi
campuran media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC
NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki
C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang
dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per +
15 liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya
tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut,
kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal
(Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh
memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada
serangan semprot dengan Natural VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri
dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit
Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci
( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan
menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak
tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat
D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28
HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan
tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam,
diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2
gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman
tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam
berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman
sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur
dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat
makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan
serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan,
penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase
tanam
- Semprotkan POC NASA
(4-5 tutup) per tangki atau POC NASA
(3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup)
setiap 7 hari sekali.
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus
segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi
agar batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga
tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.
E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)
1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan
umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan
perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal
1-3 cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan
cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan
ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar
harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya
terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel
sehingga tanaman tidak terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung
tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
- Semprotkan POC NASA
dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali
dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan
1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar
tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2
tutup)/tangki.
2. Pengamatan Hama dan Penyakit
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala
buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan
pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk
karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna
putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri
dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat
buah jantan (dapat dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah
(Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika
ada serangan semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan
pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang
dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah
hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan
busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah
dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering,
batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir
hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan
dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang
teduh.
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah
memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang.
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu
dengan papan bercelah dan jangan dibanting.
- Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan
musnahkan.
- Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan
di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.
Dan perlu diketahui untuk berbudidaya secara organic kita
harus menyiapkan dahulu benih organiknya, pupuk organic, pestisida organic agar
hasil panennya terbebas dari bahan kimia. Dimana kita bisa membeli produk organic?
Untuk membeli produk organic silakan hubungi no. HP. 085777599952 atau bisa
konsultasikan dulu dengan kami. Sebagai distributor PT. Natural Nusantara Kami
akan jelaskan sedetail-detailnya sebagai jenis pelayanan untuk anda. Selamat
berjuang semoga sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar